Thursday, May 20, 2010

Pasangan Hidup

Suatu ketika, ada seorang pedagang kaya yang mempunyai 4 orang isteri.  Dia
mencintai isteri yang keempat, dan menganugerahinya harta dan kesenangan
yang banyak. Sebab, dialah yang tercantik diantara semua isterinya. Pedagang ini selalu memberikan yang terbaik buat isteri keempatnya ini.

Pedagang itu juga mencintai isterinya yang ketiga. Dia sangat bangga dengan isterinya  ini,  dan selalu berusaha untuk memperkenalkan wanita ini kepada semua temannya. Namun, ia juga selalu khuatir kalau isterinya ini akan lari dengan lelaki yang lain.

Begitu juga dengan isteri yang kedua. Ia pun sangat menyukainya. Ia adalah
isteri yang sabar dan pengertian.  Bila pun pedagang ini mendapat masalah,
dia selalu meminta pertimbangan isterinya ini.  Dialah tempat bergantung.
Dia selalu menolong dan mendampingi suaminya, melewati masa-masa yang
sulit.

Sama halnya dengan isteri yang pertama. Dia adalah pasangan yang sangat
setia. Dia selalu membawa perbaikan bagi kehidupan keluarga ini. Dia lah
yang merawat dan mengatur semua kekayaan dan usaha sang suami. Akan tetapi,
sang pedagang, tak begitu mencintainya. Walaupun sang isteri pertama ini
begitu sayang padanya, namun, pedagang ini tak begitu mempedulikannya.

Suatu ketika, si pedagang sakit. Lama kemudian, ia menyedari, bahawa ia
akan segera meninggal. Dia meresapi semua kehidupan indahnya, dan berkata
dalam hati.

"Saat ini, aku punya 4 orang isteri. Namun, saat aku meninggal, aku akan
sendiri. Betapa menyedihkan jika aku harus hidup sendiri." Lalu, ia meminta
semua isterinya datang, dan kemudian mulai bertanya pada isteri keempatnya.

"Kaulah yang paling kucintai, kuberikan kau gaun dan perhiasan yang indah.
Nah, sekarang, aku akan mati, maukah kau mendampingiku dan menemaniku? Ia
terdiam. "Tentu saja tidak, "jawab isteri keempat, dan pergi begitu saja
tanpa berkata-kata lagi. Jawapan itu sangat menyakitkan hati. Seakan-akan,
ada pisau yang terhunus dan mengiris-iris hatinya.

Pedagang yang sedih itu lalu bertanya pada isteri ketiga. "Akupun
mencintaimu sepenuh hati, dan saat ini, hidupku akan berakhir. Maukah kau
ikut denganku, dan menemani akhir hayatku? Isterinya menjawab, Hidup begitu
indah disini. Aku akan menikah lagi jika kau mati.

Sang pedagang begitu terpukul dengan ucapan ini. Badannya mulai merasa
demam.Lalu, ia bertanya pada isteri keduanya. "Aku selalu berpaling padamu
setiap kali mendapat masalah. Dan kau selalu mau membantuku. Kini, aku
memerlukan pertolonganmu. Kalau ku mati, maukah kau ikut dan mendampingiku?
Sang isteri menjawab pelahan. "Maafkan aku," ujarnya "Aku tak bisa
menolongmu kali ini. Aku hanya boleh menghantarmu hingga ke liang kubur
saja. Nanti, akan kubuatkan makam yang indah buatmu. Jawapan itu seperti
kilat yang menyambar. Sang pedagang kini merasa putus asa.

Tiba-tiba terdengar sebuah suara. "Aku akan tinggal denganmu.Aku akan ikut
kemanapun kau pergi. Aku, tak akan meninggalkanmu, aku akan setia
bersamamu. Sang pedagang lalu menoleh ke samping, dan mendapati isteri
pertamanya disana. Dia tampak begitu kurus. Badannya tampak seperti orang
yang kelaparan. Merasa menyesal, sang pedagang lalu bermenung, "Kalau saja,
aku bisa merawatmu lebih baik saat ku mampu, tak akan kubiarkan kau seperti
ini, isteriku."

KESIMPULANNYER...................

Sesungguhnya kita punya 4 orang isteri dalam hidup ini.Isteri yang keempat,
adalah tubuh kita. Seberapa pun banyak waktu dan biaya yang kita keluarkan
untuk tubuh kita supaya tampak indah dan gagah, semuanya akan hilang. Ia
akan pergi segera kalau kita meninggal. Tak ada keindahan dan kegagahan
yang tersisa saat kita menghadap-Nya.

Isteri yang ketiga, adalah status sosial dan kekayaan. Saat kita meninggal,
semuanya akan pergi kepada yang lain. Mereka akan berpindah, dan melupakan
kita yang pernah memilikinya.

Sedangkan isteri yang kedua, adalah kerabat dan teman-teman. Seberapa pun
dekat hubungan kita dengan mereka, mereka tak akan bisa bersama kita
selamanya. Hanya sampai kuburlah mereka akan menemani kita.

sesungguhnya, isteri pertama kita adalah jiwa dan amal kita. Mungkin, kita
sering mengabaikan, dan melupakannya demi kekayaan dan kesenangan pribadi.
Namun, sebenarnya, hanya jiwa dan amal kita sajalah yang mampu untuk terus
setia dan mendampingi kemanapun kita melangkah. Hanya amal yang mampu
menolong kita di akhirat kelak.Jadi, selagi mampu, perlakukanlah jiwa dan
amal kita dengan bijak.Jangan sampai kita menyesal belakangan.... SATU
SUDAH LAA...



Dari Abdullah bin 'Amr r.a., Rasulullah s.a.w. bersabda,
"Sampaikanlah pesanku biarpun satu ayat..."

No comments:

Post a Comment