Monday, June 13, 2011

Pengemis halal dan Pengemis haram

Suatu ketika, seperti biasanya, Rasulullah Saw. bertemu dan berbincang dengan para sahabat di serambi Masjid Nabawi, Madinah. Mereka memperbincangkan pelbagai hal. Ketika mereka sedang asyik berbincang, seorang sahabat beliau bernama Qabishah bin Mukhariq Al-Hilali muncul. Seusai mengucapkan salam kepada beliau dan orang-orang yang hadir di serambi itu, Qabishah kemudian mengeluhkan kepada beliau tanggungan berat yang dipikulnya saat itu. Menurutnya, tanggungan tersebut terlampau berat baginya, di luar kemampuannya. Mendengar keluhan demikian, Rasulullah Saw. terhenyak sejenak, antara sedih dan termangu. Tetapi, beberapa saat kemudian, beliau berkata, "Qabishah, bersabarlah! Tunggulah sampai ada sedekah yang akan datang kepada kami. Jika sedekah tersebut datang, kami akan perintahkan agar sedekah itu diberikan kepadamu."

keterangan foto: 1. tangga kemiskinan : seorang pengemis yang menderita lumpuh layu, harus menopang dua tangganya untuk mengerakkan badan dari satu tempat ke tempat lain. anaknya yang masih kecil di pangku diatas pundaknya, sebagai penunjuk arah. (Rakyat Aceh/Muchlis Ismail) 2. beri sedekah: seorang PNS yang baru usai pulang kerja memberikan sedekah kepada pengemis disalah satu sudut kota petro dollar. (rakyat Aceh/Muchlis Ismail)

Mendengar jawaban Rasulullah Saw., Qabishah kemudian dengan malu-malu bertanya, "Wahai Rasul! Sambil menunggu sedekah itu datang, bolehkah aku memintaminta?" 

"Qabishah!" jawab Rasulullah Saw. yang beberapa saat termangu mendengar pertanyaan tersebut. "Sesungguhnya meminta-minta itu tidak diperkenankan kecuali bagi salah satu dari tiga kelompok: 

(1) orang yang memikul beban berat di luar kemampuannya; dia diperkenankan meminta-minta sampai tercukupi sekadar kebutuhannya lalu berhenti meminta-minta, 
(2) orang yang tertimpa musibah yang menghabiskan seluruh hartanya; dia diperkenankan meminta-minta sampai memperoleh sekadar keperluan hidupnya, 
(3) orang yang tertimpa kemiskinan sehingga tiga orang normal di kaumnya
memandangnya benar-benar miskin; dia diperkenankan meminta-minta sampai dia memperoleh sekadar keperluan hidupnya. 

."Di luar ketiga kelompok tersebut, wahai Qabishah, meminta-minta tidak diperkenankan; dan

[Diceritakan kembali dari sebuah hadis yang dituturkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah dalam Teladan indah Rasullulah dalam ibadah, Ahmad Rofi 'Usmani]

1 comment:

  1. Hadist tentang Sedekah dan pengemis

    Hadis Abu Hurairah radhiallahu anhu:
    Rasulullah shallallahu alaihi wasallam telah bersabda: "Orang yang miskin itu bukanlah orang yang berjalan ke sana sini meminta-minta kepada manusia, kemudian diberikan dengan sesuap dua makanan dan sebiji dua buah kurma." Para sahabat bertanya: "Kalau begitu siapakah orang miskin yang sebenarnya wahai Rasulullah?" Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Orang yang tidak mendapati kesenangan yang mencukupi buatnya tetapi mereka tidak tahu kerana kesabaran dia menyembunyikan keadaannya dan tidak meminta-minta orang lain, dia akan diberikan sedekah tanpa dia meminta daripada orang lain"

    Hadis Abdullah bin Umar :
    Sesungguhnya Nabi shallallahu alaihi wasallam telah bersabda: "Peminta sedekah tidak akan berhenti dari meminta-minta sehinggalah bertemu dengan Allah dan pada saat itu tidak ada sepotong daging pun di wajahnya."

    Hadis Abu Hurairah radhiallahu anhu:
    Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Jika sekiranya salah seorang di antara kamu berangkat pada waktu pagi untuk mencari kayu lalu dia memikulnya di atas belakangnya. Kemudian dia bersedekah dengannya dan tidak mengharapkan pemberian dari orang lain, maka itu adalah lebih baik baginya dari meminta-minta daripada orang lain. Tanpa mengira apakah orang itu memberi kepadanya ataupun tidak. Karena tangan yang berada di atas itu lebih mulia daripada tangan yang berada di bawah dan mulailah dengan memberi nafkah atau mendidik orang yang berada di bawah tanggunganmu terlebih dahulu"


    Hadis Umar bin Al-Khattab radhiallahu anhu katanya:
    Pernah suatu ketika Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memberikan sesuatu kepadaku, lalu aku berkata: "Berikanlah kepada orang yang lebih memerlukannya berbanding dengan diriku." Pada kali yang berikutnya baginda memberikan uang kepadaku. Aku berkata: "Berikanlah kepada orang yang lebih memerlukannya berbanding dengan diriku". Lalu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Ambillah! Apa jua pun harta yang didatangkan kepadamu sedangkan kamu tidak merasa tamak dan tidak meminta-minta. Oleh itu ambillah sekiranya kamu tidak merasa begitu dan janganlah engkau biarkan nafsumu mengikutinya"


    Semua hadis tersebut di atas terdapat dalam Kitab Shahih Muslim. Semuanya menunjukkan anjuran untuk menjauhi meminta-minta. Adapun pemberian sedekah, maka lebih diutamakan kepada mereka yang miskin tapi tidak meminta-minta, walaupun tidak dilarang memberikan kepada peminta-minta.

    Dari Ibnu Abbas, ia berkata, "Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam adalah orang yang paling dermawan. Dan sesungguhnya beliau lebih dermawan lagi pada saat bulan Ramadhan. Ketika Jibril datang menemui beliau pada tiap-tiap malam Ramadhan untuk mentadarruskan Al-Qur'an. Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam lebih dermawan daripada angin yang bertiup bebas." (HR. al-Bukhari dan Muslim)

    ReplyDelete