Monday, August 29, 2011

apakah ada perintah melaksanakan lebaran dalam quran dan kebiasaan makan minum dan mengenakan pakaian baru.

Lebaran tidaklah sama dengan natal, ia sangat jelas tertulis dalam quran dan banyak disokong oleh hadis yang menceritakan pengalaman rasul dan sahabat dalam merayakannya.


Dasar merayakan lebaran idul fitri dalam quran:

".......Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah (bertakbir) atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur." (al-baqarah 185).

Hadis-hadis yang terkait dengan perayaan idul fitri ada banyak sekali, kami kutipkan beberapa darinya

Dari Abi Hurairah (ia berkata), sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda. "Shaum/puasa itu ialah pada hari kamu berpuasa, dan (Idul) Fithri itu ialah pada hari KAMU  BERBUKA. Dan (Idul) Adha (yakni hari raya menyembelih hewan-hewan korban) itu ialah pada hari kamu menyembelih hewan". (SHAHIH. Dikeluarkan oleh Imam-imam : Tirmidzi No. 693, Abu Dawud No. 2324, Ibnu Majah No. 1660)

"Jabir ra. Berkata : Rasulullah SAW datang ke Madinah, sedangkan bagi penduduk Madinah ada dua hari yang mereka ( bermain-main padanya dan merayakannya dengan berbagai permainan). Maka Rasulullah SAW bertanya : " Apakah hari yang dua ini ? " Penduduk Madinah menjawab : " Adalah kami dimasa jahiliyah bergembira ria padanya ". Kemudian Rasulullah bersabda : " Allah telah menukar dua hari itu dengan yang lebih baik yaitu Idul Adha dan Idul Fithri "(HR Abu Dawud)

"Dahulu kalian memiliki dua hari raya, dimana kalian bermain bersuka ria, kini Allah telah menggantikan keduanya dengan hari raya yang lebih baik, itulah hari raya 'idul-fithri dan 'idul adhha" (HR Nasai)


 
Bagaimana dengan kegiatan yang menampakkan suka cita pada hari lebaran?

Apabila yang demikian dilakukan pada 'idul fitri/ 'idul adha maka boleh selama dalam batasan-batasan syari'at. Seperti bersuka cita dengan hidangan makan dan minum sebagaimana sabda Nabi (yang artinya) : “Hari-hari Tasyrik adalah hari hari makan dan minum serta dzikrulloh." Yaitu 3 hari setelah 'idul adha menikmati nikmat Allah azza wa jalla. Demikian juga 'idul fitri selama dalam batasan batasan syar'i.

Memakai Pakaian yang Bagus dan Berhias dengannya

Diantara bentuk kegembiraan seorang muslim, dia mempersiapkan dan memakai pakaian baru di hari raya idul Fitri dan idul Adha 

Ibnu Qayyim berkata: "Rasulullah ` memakai pakaian terbagus yang beliau miliki ketika akan pergi melaksakan shalat 'idul fithri dan 'idul adhha, beliau memiliki baju khusus untuk hari raya" (Zadul Ma'ad:1/425).

Imam Bukhari meriwayatkan dari Abdullah bin Amara ia berkata: "Ummar membawa baju kurung terbuat dari sutra tebal yang dijual di pasar, lalu ia mendatangi Rasulullah dan berkata kepadanya: "Ya, Rasulullah belilah baju ini untuk berhias pada hari raya dan menyambut para tamu" Rasulullah menjawab: "Baju ini adalah milik orang yang tidak mendapatkan bagiannya di akhirat kelak" Ummar lalu terdiam dalam beberapa lama sampai Rasulullah mengirimkan kepadanya baju kurung terbuat dari sutra pula, Ummar lalu membawa baju ini kepada Rasulullah dan berkata: "Wahai Rasulullah engkau mengatakan bahwa baju ini adalah milik orang yang tak mendapat bagiannya di akhirat kelak, dan sekarang engkau kirimkan kepada saya baju ini?" Rasulullah menjawab: "Baju ini engkau jual dan uangnya engkau gunakan untuk membeli kebutuhanmu" (HR. Bukhari). Rasulullah tidak mengingkari mengenakan pakaian indah untuk berhari raya, namun yang beliau ingkari adalah memakai baju terbuat dari sutra.


Sedang dasar pelaksaan lebaran idul adha ayatnya yang bisa dibaca yaitu di surrah assyaffat ayat 99-110.

Silahkan ditambahkan bila ada ditemui kekurangan dalam artikel ini

No comments:

Post a Comment