Friday, September 23, 2011

Segi Ilmiah Asal Kejadian Manusia Menurut Al Qur'an

Di kitab Al Qur’an ada menyebutkan bahwa asal kejadian manusia terdiri dari 7 (tujuh) macam kejadian.
 
Pertama :
Di surat Ar Rahman ayat 14: "Dia (Allah) menjadikan manusia seperti
tembikar, (tanah yang dibakar)".

Yang dimaksudkan dengan kata "Shal-shal" di ayat ini
ialah : Tanah kering atau setengah kering yakni "Zat pembakar" atau Oksigen.
 
Kedua:
Di ayat itu disebutkan juga kata "Fakhkhar", yang maksudnya ialah "Zat Arang"
atau Carbonium. 
 
Ketiga:
Di surat Al Hijr, ayat 28: "dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada
malaikat; sesungguhnya Aku (Allah) hendak menciptakan seorang manusia (Adam) dari tanah kering dan lumpur hitam yang berbentuk (berupa)" .

Di ayat ini. Tersebut
juga "shal-shal", telah saya terangkan, sedangkan kata "Hamaa-in" di ayat tersebut ialah "Zat Lemas" atau Nitrogenium.
 
Keempat :
Di surat As Sajadah ayat 7: "Dan (Allah) membuat manusia berasal dari
pada "tanah"".

Yang dimaksud dengan kata "thien" (tanah) di ayat ini ialah "Atom zat
air" atau Hidrogenium.
 
Kelima:
Di Surat Ash Shaffaat ayat 11: "Sesungguhnya Aku (Allah) menjadikan
manusia dari pada Tanah Liat".

Yang dimaksud dengan kata "lazib" (tanah liat) di ayat
ini ialah "Zat besi" atau ferrum.
 
Keenam:
Di Surat Ali Imran ayat 59: " Dia (Allah) menjadikan Adam daripada tanah
kemudian Allah berfirman kepadanya "jadilah engkau, lalu berbentuk manusia".

Yang
dimaksud dengan kata "turab" (tanah) di ayat ini ialah: "Unsur-unsur zat asli yang terdapat di dalam tanah" yang dinamai "zat-zat anorganis".
Ketujuh: Di surat Al Hijr ayat 28: "Maka setelah Aku (Allah) sempurnakan (bentuknya), lalu Kutiupkan ruh-Ku kepadanya (Ruh daripada-Ku)"
 

Dari ketujuh ayat Al Qur’an ini Allah telah menunjukkan tentang proses kejadiannya Nabi Adam sehingga berbentuk manusia, lalu ditiupkan ruh kepadanya sehingga manusia bernyawa (bertubuh jasmani dan rohani). Sebagaimana disebutkan pada ayat yang keenam tentang kata "turab" (tanah) ialah zat-zat asli yang terdapat didalam tanah yang dinamai zat anorganis. Zat Anorganis ini baru terjadi setelah melalui proses persenyawaan antara "Fakhkhar" yakni Carbonium (zat arang) dengan "shal-shal" yakni Oksigenium (zat pembakar) dan "hamaa-in" yaitu Nitrogenium (zat lemas) dan Thien yakni Hidrogenium (Zat air).
 
Jelasnya adalah persenyawaan antara:
 
 Fachchar (Carbonium = zat arang) dalam surat Ar Rahman ayat 14.
 Shalshal (Oksigenium = zat pembakar) juga dalam surat Ar Rahman ayat 14.
 Hamaa-in (Nitrogenium = zat lemas) dalam surat Al Hijr ayat 28 
 Thien (Hidrogenium = Zat Air) dalam surat As Sajadah, ayat 7. 
 Kemudian bersenyawa dengan zat besi (Ferrum), Yodium, Kalium, Silcum dan
mangaan, yang disebut "laazib" (zat-zat anorganis) dalam surat As Shafaat ayat 11.

Dalam proses persenyawaan tersebut, lalu terbentuklah zat yang dinamai protein.
Inilah yang disebut "Turab" (zat-zat anorganis) dalam surat Ali Imran ayat 59. Salah satu diantara zat-zat anorganis yang terpandang penting ialah "Zat Kalium", yang banyak terdapat dalam jaringan tubuh, teristimewa di dalam otot-otot. Zat Kalium ini dipandang terpenting oleh karena mempunyai aktivitas dalam proses hayati, yakni dalam pembentukan badan halus.

Dengan  berlangsungnya "Proteinisasi",
menjelmakan "proses penggantian" yang disebut "Substitusi". Setelah selesai mengalami substitusi, lalu menggempurlah electron-electron cosmic yang mewujudkan sebab pembentukan (Formasi), dinamai juga "sebab ujud" atau Causa Formatis. 
 
Adapun Sinar Cosmic itu ialah suatu sinar mempunyai kemampuan untuk merubah sifat-sifat zat yang berasal dari tanah. Maka dengan mudah sinar cosmic dapat mewujudkan pembentukan tubuh manusia (Adam) berupa badan kasar (jasmaniah), yang terdiri dari badan, kepala, tangan, mata, hidung telinga dan seterusnya. Sampai disinilah ilmu pengetahuan exact dapat menganalisa tentang pembentukan tubuh kasar (jasmaniah, jasmani manusia/Adam).

Sedangkan tentang rohani (abstract
wetenschap) tentu dibutuhkan ilmu pengetahuanyang serba rohaniah pula, yang sangat erat hubungannya dengan ilmu Metafisika.
 
Sumber :  Dialog Ketuhanan Yesus oleh KH. Bahaudin Mudhary

No comments:

Post a Comment