Thursday, September 29, 2011

“Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.” (Az-Zukhruf [43]: 67)

Berkawan, memang tak boleh pilih-pilih, tapi berteman seperjuangan, harulah berpilih-pilih. Di mana kita masuk dalam pergaulan, di situlah kita akan memberikan pengaruh, atau terpengaruh. Ketika kita masuk dalam sebuah pertemanan, di situlah kita akan mewarnai ataukah justru terwarnai. Maka, masuklah kepada komunitas para ngajiers, jika kamu adalah seorang ngajiers.

Kenapa? Karena dengan begitu, kamu akan punya komunitas untuk bertukar pikiran dan ilmu pengetahuan. Dan yang penting, semangatmu untuk terus menambah wawasan, senantiasa terjaga. Ada yang mengarahkan, ada yang mengingatkan, ada yang memberikan pengarahan. Duh, indah nian jika ukhuwah seperti itu mendekap mesra.

“Seseorang itu akan mengikuti agama temannya, maka hendaklah salah seorang di antara kalian melihat kepada siapa ia berteman.” (HR. Tirmdizi. Hadits ini hasan)

Maka pilihlah teman seperjuangan yang sejalan. Agar jalan pencarian ilmu terus terang dan benderang. Agar jalan pencarian ilmu terus terpacu. Itulah gunanya pilih-pilih teman seperjuangan. Agar tak salah jalan, agar semangat tak patah di tengah jalan.

Janganlah kamu berteman kecuali dengan orang beriman dan janganlah ada yang memakan makananmu kecuali orang yang bertakwa.” (HR. Tirmidzi)

Oleh itulah, kita mendapati pesan bagi para ngajiers yang senada dari Ibnu Jama‘ah dalam Tadzkiratus Sami’ wal Mutakallim-nya yang mengatakan,

“Seorang penuntut ilmu hendaknya tidak bergaul kecuali dengan orang yang akan memberinya manfaat atau mengambil manfaat dari dirinya. Kalau ia dihadapkan pada kenyataan bersahabat dengan orang yang gemar menyia-yiakan umur, tidak bisa memberinya manfaat, tidak mau mengambil manfaat darinya, dan tidak mau membantu kebutuhannya, maka berlemah-lembutlah dalam memutuskan hubungan persahabatan dengannya sejak awal sebelum terlanjur jauh.


Karena, bila sesuatu itu telah terlanjur, maka akan sulit untuk dihilangkan. Bila ia perlu untuk mencari teman, maka hendaklah ia mencari sahabat yang baik dari segi agamanya, bertakwa, wara’. cerdas, memiliki banyak kebaikan, sedikit keburukan, bergaul dengan baik dan sedikit berdebat. Bila ia lupa, maka sahabat itu akan mengingatkannya. Bila ia ingat, maka sahabat itu akan membantunya. Bila ia butuh bantuan, maka ia akan membantunya. Bila ia bosan, maka ia akan menumbuhkan kesabaran.”

Maka, hadits yang begitu mengakrab di telinga kita ini, semoga tetap selalu bisa memberikan pengaruhnya pada proses perkawanan kita...

“Sesungguhnya perumpamaan sahabat yang baik dan sahabat yang buruk seperti penjual minyak wangi dan pandai besi. Seorang penjual minyak wangi bisa jadi akan memberimu, atau kamu membeli minyak wanginya, atau kamu akan mendapatkan bau wanginya. Adapun pandai besi bisa jadi ia akan membakar pakaianmu, atau kamu akan mendapatkan bau yang tidak sedap.” (HR. Muslim)

Teman seperjuangan bukanlah sahabat. Tapi lebih dari itu. Ia bukan hanya tempat mencurah segala resah dan beban, tempat mencurah segala tumpahan isi jiwa. Tapi lebih dari itu. Teman seperjuangan, adalah dia yang memberikan arahan dikala kita salah jalan. Memberikan penerangan di kala temaram mulai menggelapkan jalan. Memberikan mewangian di kala bau busuk mulai menebari iman.

Itulah teman seperjuangan. Dan teman seperjuangan, adalah harta yang tak boleh terbarter dengan harta bendawi apapun.

Semoga menginspirasi yah...

_______________

Fachmy Casofa
fachmy_85@yahoo.co.id
http://writhink.wordpress.com/

No comments:

Post a Comment