قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ، وَلَنْ يُضَيِّعَنِي اللَّهُ أَبَدًا
(صحيح البخاري)
Sabda Rasulullah saw :
“Sungguh Aku Rasulullah (utusan Allah), dan tidak akan Allah
membiarkanku dan mengecewakanku selama-lamanya(abadi penjagaan dan
perhatian kasih sayang Allah swt padaku selamanya) ” (Shahih Bukhari)
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…
حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ
اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ وَاْلحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ
اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا
لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ
عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا
الْمَجمَعِ اْلكَرِيْمِ وَاْلحَمْدُلِلهِ الَّذِيْ جَمَعَنَا فِيْ هَذِهِ
الْجَلْسَةِ اْلعَظِيْمَةِ…
Limpahan puji ke hadirat Allah SWT,
Yang maha mengumpulkan ruh jdan jiwa dalam keluhuran yang abadi, Yang
maha mengundang hamba-hambaNya kepada cahaya keluhuran, sebagaimana
Firman Allah SWT :
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ( البقرة : 186
“ Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka
(jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan
orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku“. ( QS. Al Baqarah : 186 )
Jika seorang hamba berdoa kepada Allah, maka Allah jawab dengan jawaban
yang lebih agung dari setiap doa hambaNya, setiap kali hamba meminta
kepada Allah maka berlimpah anugerah beribu kali lebih besar daripada
permintaan hambaNya, demikian sang maha dermawan dan maha luhur .
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah..
|
MAWLEED.com |
Di bulan mulia Dzulqaidah ini yang mana Allah telah menjadikan bulan
ini termasuk “ Asyhur Al Hurum” ( bulan-bulan mulia), yaitu Zulqa’dah,
Zulhijjah, Muharram dan Rajab, empat bulan mulia di dalam setiap
tahunnya. Dimana Sang Nabi SAW sangat banyak beribadah di bulan-bulan
itu. Diriwayatkan oleh Hujjatul Islam Wabarakatul Anam Al Imam An Nawawy
Ar (alaihi Rahmatullah : semoga baginya Rahmat Allah swt), di dalam
kitab Syarah An Nawawiy ‘alaa Shahih Muslim teriwayatkan dalam beberapa
hadits shahih bahwa Rasul SAW memperbanyak ibadah di bulan Muharram,
memperbanyak ibadah apapun termasuk puasa dan lainnya. Oleh sebab itulah
sampainya kita di bulan-bulan mulia ini ( Zulqa’dah, Zulhijjah,
Muharram, Rajab) empat bulan yang disebut Asyhur Al Hurum yaitu bulan
–bulan mulia, yang Allah SWT memuliakan hamba-hambaNya yang memperbanyak
ibadah di bulan-bulan tersebut. Semoga Allah SWT memastikan kemuliaan
padaku dan kalian di dalam keberkahan Zulqa’dah dan Zulhijjah di dalam
cahaya Hajj dan umrah, Ya Rahman Ya Rahim.
Hadirin hadirat,
maka sedemikian banyak saudara-saudara kita kaum muslimin muslimat yang
diundang oleh Allah SWT menuju Baitul Haram, ke dalam kemuliaan ‘Arafah,
ke dalam jamuan Haramain Makkah dan Madinah, di dalam medan Shafa dan
Marwah, di dalam medan thawaf dan Mina di dalam langkah-langkah
keluhuran, di dalam undangan kesucian, diantara mereka mendapatkan
undangan jasadnya namun jiwanya tidak terundangkan dan tidak terikutkan
untuk berangkat, jasadnya berangkat tapi ruhnya di dalam kehinaan dan
keduniawian (misalnya yg niat hajinya hanya untuk gengsi dll, bukan
karena Allah swt atau menunaikan rukun islam). Namun diantara mereka ada
yang jasadnya tidak berangkat, tapi ruhnya berangkat menuju medan haji
dan umrah, jiwanya bersama mereka yang di ‘Arafah , jiwanya bersama
mereka yang di Haramain Makkah dan Madinah, jiwanya bersama mereka yang
dalam ziarah ke Qabr As Syariif , jiwanya bersama mereka yang thawaf dan
sa’i walaupun mereka hidup (tidak berangkat) di negerinya masing-
masing.
Semoga aku dan kalian bersama mereka yang ruhnya selalu
di dalam undangan keluhuran Ilahi. Inilah Di’aayaat Rahmaaniyyah,
undangan-undangan kasih sayang Allah swt setiap waktu dan kejap
sepanjang kehidupan kita.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah..
Seruan kelembutan Ilahi tiada pernah terhenti sepanjang waktu dan saat,
mengundang kita menuju keluhuran, maka naiklah (wahai hadirin hadirat)
kepada keluhuran, maka teruslah menuju kesucian. Jadikan hari-hari
Zulqa’dah dan Zulhijjah mulia ini, hari kita termuliakan pula dengan
mereka yang termuliakan dalam kemuliaan hajj dan umrah . Jadikanlah jiwa
kita turut dalam kemuliaan haji dan umrah, inilah saat-saat kita
bertobat . Kalau bukan di waktu-waktu mulia seperti ini, kita masih
menunda daripada lamaran Ilahi , maka sampai kapan kita akan terus
menunda undangan cinta Rabbul ‘alamin SWT.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah..
Bulan Zulqa’dah mengingatkan pula kepada kita Perjanjian Hudaibiyah,
yaitu pada tahun ke-6 Hijriyah dimana Rasul SAW keluar dengan 1500
muslimin untuk menunaikan Umrah ke Makkah Al Mukarramah, dan tertahan di
Dzil Hulaifah dan di saat itulah Rasul saw di tahan oleh kuffar qurays
dan tidak diperbolehkan masuk ke Makkah Al Mukarramah . Maka Rasul saw
diminta untuk membuat perjanjian oleh kuffar qurays dan Rasul setuju.
Apa yang dituliskan? Sebagaimana riwayat Shahih Al Bukhari ; bahwa
Rasulullah di dalam surat perjanjian itu menuliskan “ Muhammad
Rasulullah”, maka mereka ( kuffar qurays ) berkata : “Jangan tulis
“Rasulullah”, kami tidak mengakui bahwa kamu utusan Allah, tulis
“Muhammad bin Abdillah”!!” . Maka Rasul SAW memerintahkan Sayyidina Ali
bin Abi Thalib Kw untuk menghapus kalimat Rasulullah ( sebagaimana
riwayat Shahih Al Bukhari), tapi Sayyidina Ali (menangis) bertahan
jari-jarinya (terpaku gemetar) tidak mampu menghapus kalimat Rasulullah
SAW, maka Rasul sendiri yang menghapus dengan tangannya saw, “Muhammad
bin Abdillah”, ikuti apa yang mereka minta, kata Rasul SAW”. Maka
perjanjian ditulis di antaranya adalah, kalau seandainya ada orang yang
keluar dari Makkah untuk masuk Islam dari keluarga kuffar qurays maka
harus dikembalikan kepada mereka, maka Rasul berkata ; “ setuju “, maka
berkata Sayyidina Umar ibn Khatthab : “ Ya Rasulallah alasnaa ‘alal
haqq, wa hum ‘alal baathil”? ( Wahai Rasulullah, bukankah kita dalam
kebenaran dan mereka dalam kebathilan? ), maka Rasul menjawab : ” betul,
kita dalam kebenaran dan mereka dalam kebathilan “. Maka berkata
Sayyidina Umar : “ lantas kenapa kau masih membuat perjanjian, mereka
mengatakan kalau ada orang masuk islam maka harus diserahkan kepada
mereka lagi, entah dibantai atau dibunuh dan kau setuju?”, Rasul berkata
:
ياَابْنَ الْخَطَّابْ : إِنِّيْ رَسُوْلُ اللهِ وَلَنْ يُضَيِّعَنِيَ اللهُ أَبَدًا…!
“ Wahai Umar Ibn Khattab : Aku utusan Allah, Allah tidak akan pernah mengecewakanku selama-lamanya..! ”
Hadits ini yang baru kita baca, maka Sayyidina Umar Ibn Khatthab
terdiam. Kemudian ia datang kepada Sayyidina Abu Bakr As Shiddiq ra dan
berkata : “ Ya Aba Bakr, alasnaa ‘alal haqq wa hum ‘alal baathil?” (
bukankah kita dalam kebenaran, dan mereka dalam kebathilan?), maka
Sayyidina Abu Bakr menjawab : “ Betul, lalu Rasulullah berkata apa ? “,
Sayyidina Umar berkata : “ Rasul SAW mengatakan :
إِنِّيْ رَسُوْلُ اللهِ وَلَنْ يُضَيِّعَنِيَ اللهُ أَبَدًا
“ Aku Utusan Allah, Allah tidak akan mengecewakanku selama-lamanya”
Maka Sayyidina Abu Bakr As Shiddiq berkata :
إِذَنْ, لَنْ يُضَيِّعَهُ اللهُ أَبَدًا
“ Kalau begitu, Allah tidak akan mengecewakan beliau selama-lamanya “
Allah tidak membiarkannya, Allah pasti menolongnya dalam keadaan apapun.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah..
Hujjatul Islam Wa Barakatul Anam, Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani di
dalam Fathul Baari Bisyarh Shahih Al Bukhari mensyarahkan makna hadits
ini, mengapa Sayyidina Umar mengatakan hal itu kepada Rasul SAW?
maksudnya menginginkan ta’kid, agar diperjelas apa makna perjanjian
hudaibiyah itu? maka Rasul saw memanggil Sayyidina Umar dan membacakan
surah Al Fath sampai akhir surah, yang mana ayat diantaranya adalah :
إِنَّ الَّذِينَ يُبَايِعُونَكَ إِنَّمَا يُبَايِعُونَ اللَّهَ يَدُ اللَّهِ فَوْقَ أَيْدِيهِمْ ( الفتح : 01
“Sesungguhnya orang-orang yang berjanji setia kepada kamu sesungguhnya
mereka berjanji setia kepada Allah, Tangan Allah di atas tangan mereka” (
QS. Al Fath : 10 )
Mereka yang bersumpah setia kepada Nabi
Muhammad dalam perjanjian Hudaibiyah, sungguh mereka telah bersumpah
setia kepada Allah dan tangan pertolongan Allah di atas tangan mereka.
Maka janji setia mereka kepada Rasul adalah janji setia Allah kepada
mereka. Maka berkata Sayyidina Umar :
ياَرَسُولَ اللهِ هَلْ هُوَ اْلفَتْحُ ؟
“ Apakah ini janji kemenangan kita” ?,
Rasul saw menjawab : “Ya, ini janji kemenangan kita”.
Maka kuffar Qurays tidak mengijinkan mereka ke Makkah, dan tidak lama kemudian Rasululullah kembali ke Madinah.
Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari, di saat itu mereka dalam
kehausan maka Rasul diberi air satu bejana kecil dan Rasul saw minum,
dan orang-orang berdiri di hadapan Rasul mengerubuti, Rasul bertanya :
Ada apa dengan kalian ?, para sahabat berkata : “Ya Rasulullah tidak ada
air selain itu yang dihadapanmu kita semua kehabisan air”, 1500 orang.
Maka Rasul saw memerintahkan mengambil bejana yang lebih besar kemudian
beliau menaruhkan jari-jarinya di dalam bejana besar itu, maka
mengalirlah air dari jari-jari Rasulullah SAW , para sahabat berkata : “
kita minum dan kita wudhu, kita minum dan kita wudhu jumlah kami 1500
orang, seandainya kami 100.000 orang pastilah air itu mencukupi kami “,
karena air itu terus mengalir dari jari-jari Nabi Muhammad Rasulullah
saw.
Mengapa beliau menolak masuk ke Makkah dan mengikuti
perjanjian kuffar qurays? , padahal beliau bisa mempunyai mukjizat
sekali mengangkat tangannya untuk memendam kuffar qurays, pastilah
kuffar qurays akan terpendam di dalam bumi.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Namun beberapa waktu kemudian datanglah waktu fath Makkah dan
terbukalah Makkah untuk selama-lamanya, dan tidak disentuh kuffar
selama-lamanya dari kesabaran Sayyidina Muhammad SAW. Nabi Muhammad saw
mundur di perjanjian Hudaibiyah membuat kembalinya kemenangan di Makkah
sampai kiamat tidak pernah ada dari kuffar qurays yang menaruh satupun
berhala di Ka’bah, demikian kemenangan abadi Sayyidina Muhammad saw.
Apa makna sabda Rasulullah “ Aku utusan Allah, Allah tidak akan pernah
mengecewakanku selama-lamanya “, makna dari kata selama-lamanya secara
ringkas adalah walaupun beliau telah wafat ,
maka para pecinta dan
pembela beliau tidak akan disia-siakan oleh Allah SWT selama-lamanya
hingga hari kiamat. Maka seluruh pecinta Rasulullah, dan pembela
Rasulullah tetap dalam kemuliaan “ Lan Yudhayyi’ani Allahu abadaa” (
Allah tidak akan mengecewakanku selama-lamanya ). Berkata Urwah ra di
dalam Shahih Al Bukhari : “Aku melihat pengagungan rakyat terhadap
kaisar Persia, aku melihat pengagunagn rakyat terhadap kaisar romawi ,
aku melihat pengagungan rakyat terhadap kaisar najasyi dan lain
sebagainya, tapi tidak pernah kulihat pengagungan seperti pengagungan
sahabat-sahabat Nabi Muhammad kepada Nabi Muhammad saw. Dan tiadalah
beliau saw berwudhu’ kecuali para sahabat berebutan mengambil air bekas
wudhu’ beliau dan mengusapkan di wajah mereka, dan tiadalah beliau saw
mengeluarkan air ludahnya kecuali telah dipegang oleh tangan sahabat dan
diusapkan ke wajahnya”, demikian riwayat Shahih Al Bukhari.
Al
Imam Qadhi ‘Iyadh di dalam kitabnya As Syifaa’ mensyarahkan ketika cucu
beliau saw Sayyidina Hasan ra & Husain ra (ra Radhiyallahu ‘anhu :
Allah telah meridhoi mereka, gelar untuk para shabat nabi saw dan
keluarga beliau saw yg hidup dizaman nabi saw dalam keadaan muslim)
dalam keadaan sangat kehausan dan Rasul hanya punya air zamzam sedikit,
maka Rasul saw memasukkan air itu ke mulutnya dan berkumur kemudian
mengeluarkannya kembali, berkatalah Sayyidina Anas bin Malik : “ ketika
air zamzam sudah dikumurkan di mulut beliau lalu dikeluarkan, maka
wanginya lebih wangi dari misk dan rasanya lebih manis dari madu karena
telah bersatu dengan air liur Sayyidina Muhammad saw”. Beliau adalah
Ahsana Annaasi Khalqan wa Khuluqaa ( Paling indahnya manusia, budi
pekerti dan parasnya ). Berkata Sayyidina Anas bin Malik:
مَاوَجَدْنَا رِيْحًا أَطْيَبُ مِنْ عِرْقِ النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“ Tidak pernah kami menemukan satu wewangian yang lebih wangi dari keringat Rasulullah SAW “
Diriwayatkan bahwa ketika Rasulullah SAW telah wafat maka air yang
digunakan untuk memandikan jenazah beliau, air itu menjadi wangi, maka
menangislah Sayyidina Ali bin Abi Thalib Kw ketika memandikan jenazah
sang Nabi seraya berkata :
طِبْتَ حَيًّا وَمَيِّتًا يَا رَسُوْلَ اللهِ
“ Engkau wangi dimasa hidup dan ketika wafat , wahai Rasulullah “
(ucapan itu diucapkan pula oleh Abubakar shiddiq ra dalam riwayat
shahih Bukhari ketika beliau ra mencium jenazah Nabi saw) Inilah idolaku
dan idola kalian Sayyidina Muhammad saw. Hadirin hadirat, diriwayatkan
di dalam Shahih Al Bukhari, setelah wafatnya Rasulullah saw ketika
seorang sahabat mengeluarkan sehelai rambut berwarna kemerah-merahan dan
ditanya “ rambut siapa kemerah-merahan ini “?, maka sahabat itu
menjawab : “ ini sehelai rambut Rasulullah saw “, kemudian sahabat lain
berkata : “ kalau aku punya selembar saja rambut Rasulullah SAW ,maka
itu lebih kusenangi dari semua harta, dunia dan seisinya “. Selembar
rambut Nabi Muhammad saw lebih dicintai dari dunia dan seisinya, karena
apa? Karena cinta beliau saw kepada ummatnya membuat ummatnya sangat
mencintai beliau, dan cinta kepada beliau adalah kesempurnaan iman,
sebagaimana sabda beliau saw :
لاَيُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُوْنَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالَدِهِ وَوَلِدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِيْنَ
” Tiada sempurna iman kalian, sebelum aku (Rasulullah saw) lebih ia
cintai dari anak2nya dan ayah ibunya dan seluruh manusia” (shahih
Bukhari)
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Inilah
malam-malam yang agung, hari-hari yang luhur untuk memperbanyak ibadah
kita dan menjauhi segala kemunkaran, maka berusahalah.
Ini
akhir penyampaian saya, karena kondisi saya sedang kurang fit dan juga
ada tamu-tamu kita yang mereka juga dalam keadaan lelah.
Guru
mulia kita Al Musnid Al Habib Umar bin Hafizh di dalam kitabnya
Taujiihunnabiih Limardhaati Baariih, meriwayatkan salah satu atsaar yang
mana Allah swt berfirman :
ياَدَاوُد لَوْ يَعْلَمُ
الْمُدْبِرُوْنَ عَنِّيْ شَوْقِي لِعَوْدَتِهِمْ، وَمحبتي فِيْ
تَوْبَتِهِمْ، ورغبتي في إنابتهم، لَطاَرُوْا شَوْقًا إِلَيَّ، يَادَاوُد
هَذِهِ رَغْبَتِيْ فِى الْمُدْبِرِيْنَ عَنِّي، فَكَيْفَ تَكُوْنُ
مَحَبَّتِيْ فِى الْمُقْبِلِيْنَ عَلَيَّ…؟،
“Wahai Daud :
Sendainya orang-orang yg berpaling dari-Ku mengetahui kerinduan-Ku atas
kembalinya mereka, dan cinta-Ku akan taubatnya mereka, dan besarnya
sambutanku atas kembalinya mereka pada keridhoan Ku, niscaya mereka akan
terbang karena rindunya mereka kepada-Ku. Wahai Daud, demikianlah
cinta-Ku kepada orang-orang yg berpaling dari Ku (jika mereka ingin
kembali), maka bagaimanakah cinta-Ku kepada orang-orang yg datang
(mencintai dan menjawab cinta Allah ) kepada-Ku?”
Kalau para
pendosa yang selalu menghindar dan berpaling dari Allah itu mengetahui
rindu Allah terhadap kembalinya mereka kepadaNya, dan cinta Allah akan
taubat mereka jika mereka mau bertobat, serta besarnya semangat sambutan
Allah jika mereka mau kembali kepada Allah, mereka akan terbang dari
rindunya kepada Allah, karena mereka tidak tahan menahan rindu, betapa
indahnya cinta Allah untuk mereka yang berpaling dari Allah. Maka Allah
meneruskan firmanNya :
يَادَاوُد هَذِهِ رَغْبَتِيْ فِى الْمُدْبِرِيْنَ عَنِّي فَكَيْفَ مَحَبَّتِيْ فِى الْمُقْبِلِيْنَ عَلَيَّ
Wahai Daud, inilah semangat dan keinginan kasih sayangKu kepada mereka
pendosa, mereka yang selalu berpaling dariKu agar mereka kembali
kepadaKu, maka bagaimana cintaKu kepada mereka yang selalu datang dan
mendekat kepadaKu? Renungi kalimat terakhir ini, renungkan kalimat agung
ini.
Hadirin hadirat, kita berdoa kepada Allah yang maha
memuliakan hamba yang ingin dekat padaNya. Wahai yang memuliakan dan
mencintai dan meminta para pendosa untuk kembali kepada taubat, kami
kembali kepada keindahan dan kelembutanMu Rabbi. Panggillah nama yang
maha indah, jawablah cinta dan rinduNya, jelanglah kebahagiaan dunia dan
akhirah.
فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا…
Katakanlah bersama-sama…
يَا اللهْ يَا اَللهْ يَا اللهْ…يَا اللهُ يَا رَحْمَنُ يَا
رَحِيْمُ…لاَإلهَ إِلاَّ الله… مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوْتُ وَعَلَيْهَا
نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ اْلأَمِنِيْنَ.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah..
Yang perlu saya sampaikan pada malam hari ini adalah berkaitan
datangnya instruksi dari guru mulia kita Al Habib Umar bin Muhammad bin
Salim bin Hafizh, untuk memperluas dakwah di wilayah luar Jakarta, maka
saya menghimbau para jamaah yang berkenan untuk mengambil acara Majelis
Rasulullah pada bulan Januari dan selanjutnya, agar mempertimbangkannya
karena jadwal kita akan mulai banyak di luar kota, mulai Januari 2010.
Saya lihat di bulan November dan Desember ini masih ada beberapa hari
yang kosong, jadi kalau ada yang ingin mengambil jadwal di bulan Januari
maka pertimbangkan resiko barangkali kita di luar kota. Karena mulai
bulan ini kita terus memperbanyak jadwal di luar kota, sebagaimana
suksesnya tabligh akbar di Cimahi seminggu yang lalu, dan minggu yang
akan datang tabligh akbar di Palembang dan esoknya tabligh akbar dan
zikir jalalah se Jabodetabek di Masjid Raya Bogor tanggal 25 November
2009 di jalan Padjajaran, kemudian akan menyusul pula majelis di
Denpasar dan majelis berkala Tabligh Akbar di Bandung serta
majelis-majelis lainnya di luar kota. Dan bulan Januari dan seterusnya
mungkin akan semakin padat majelis-majelis di luar kota. Oleh karena itu
saya menghimbau para jamaah yang ingin mengambil jadwal untuk mengambil
di bulan-bulan terdekat ini, karena dikhawatirkan jadwal majelis akan
lebih padat di luar kota, karena solusi guru mulia kita untuk memperluas
dakwah ke wilayah luar. Dan bulan Desember juga tabligh akbar di Masjid
Agung Walikota Bekasi . Dan juga jadwal tabligh akbar di kota lainnya
akan terus diperluas ke wilayah luar Jabodetabek, demikian yang bisa
saya sampaikan. Dan kita doakan Al ‘Arif billah Munsib kita yang kita
muliakan Al Habib Muhsin Hamid bin Ahmad Al Haddad semoga dilimpahi
rahmat dan keberkahan oleh Allah SWT, dan Allah SWT panjangkan umur
beliau dalam keberkahan dan rahmah, dan juga Al Habib Isa Al Kaff serta
tamu-tamu lainnya Al Habib Abdul Qadir Al Junaid, Al Habib Muhammad Al
Junaid semoga selalu dalam rahmat dan keberkahan.
Dan malam
hari ini kita mohon ijazah dari Al Habib Muhsin Hamid bin Ahmad Al
Haddad Munsib Al Imam Hujjatul Islam Wabarakatul Anam Al Imam Haddad
untuk memberikan kita ijazah apa saja yang akan beliau ijazahkan yang
sanadnya bersambung kepada Hujjatul Islam Al Imam Abdullah bin ‘Alawy Al
Haddad,
Ucapan Al Habib Muhsin Hamid bin Ahmad Al Haddad :
بسم الله الرحمن الرحيم والصلاة والسلام على سيدناونبينا محمد وعلى آله
وصحبه أجمعين, بداية ألقي إليكم تحيات إخوانكم وأهلكم بمدينة تريم من علماء
وأهلها وسكانها جميعا وخاصة منسب الإمام عبد الله بن علوي الحداد الحبيب
حسن بن عمر بن عبد الله الحداد .
“Beliau menyampaikan salam
rindu dari saudara-saudara kita dan para Ulama di Tarim , khususnya
Munsib Al Imam Abdallah ‘Alawy Al Haddad Al Habib Hasan bin Umar bin
Abdullah Al Haddad”.
وتلبية لطلبكم سأعطي إليكم الإجازة : أجيزكم
بما أجاز بهم شيوخنا براتب الإمام عبدالله بن علوي الحداد وكذلك أوراده
وكتبه وشعره وذلك فيما يتعلق باستخدامها للتبرك بها والتداوي بها النفسية
والمعنوية وبكل نية صالحة أجيزكم إجازة شاملة كاملة .
“Aku
ijazahkan kepada kalian ijazah Ratib Al Haddad dan semua doa dan wirid
Al Imam Haddad, serta semua buku beliau dan semua ajaran-ajaran yang di
ajarkan oleh beliau, dengan niat yang ikhlas ku ijazahkan semua itu
kepada kalian”
Maka ucapakan Qabilnaa Al Ijaazah ( kami terima
ijazahnya ). Apa itu Ijazah? Ijazah itu adalah izin dan persambungan
ruhiyyah dengan Shahib Ar Ratib, kalau kita mendapatkan ijazah itu maka
kita menyambungkan ruh kita, sanad keguruan kita, rantai keguruan kita
kepada Shahib Ar Ratib Al Haddad yang mana Hujjatul Islam Al Imam Haddad
itu serantai perguruannya, bersambung dari guru ke guru sampai kepada
Rasulullah SAW . Demikian kita telah terima ijazah mulia ini, dan
insyaallah menjadi rantai yang mengikat kita dalam keluhuran dunia dan
akhirah, semoga terangkat segala musibah dan kesulitan kita, amiin
allahumma amiin.
Jazakumullah Khair khairaljazaa’ fadhilah As
Sayyid Al Walid Al Habib Muhsin Al Haddad atas ijazah yang telah
diberikan, dan kami meminta untuk doa penutup setelah qasidah Muhammadun
, Tafaddhal.