Monday, July 18, 2011

Aku Tidak Seperti Hewan

Secara biologis, Manusia diklasifikasikan sebagai Homo Sapiens, sebuah primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam maysarakat majmuk serta perkembangan teknologinya.
 
Berbeda sekali dengan hewan. Dalam pengertiannya, hewan adalah kelompok organisme yang diklasifikasikan dalam kerajaan Animalia atau Metazoa, adalah salah satu dari berbagai makhluk hidup yang terdapat di alam semesta. Secara garis besar, hewan diklasifikasikan dalam dua kelompok: Hewan bertulang belakang dan tanpa tulang belakang. 

Setelah melihat sekilas dari pengertian manusia dan hewan di atas, maka kita akan membenarkan, bahwa manusia sejatinya bukan hewan. Dan tentu, sebagai muslim saya menolak teori Raden Kang Mas Darwin, yang cukup membuat heboh dunia dengan teori evolusinya. Darwin mengatakan: Manusia mencapai bentuk sekarang ini setelah proses evolusi yang panjang. Penekanannya adalah manusia berawal dari hewan yang mengalami evolusi yang panjang. Ada yang mengatakan manusia berasal dari kera. Ada pula yang mengatakan dari reptil. 

            Allah `Azza wa Jalla berfirman:
وَلَقَدْ خَلَقْنَاكُمْ ثُمَّ صَوَّرْنَاكُمْ
“Sesungguhnya kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu kami bentuk tubuhmu…”(QS Al-A’raf [7]: 11)

Namun, manusia secara tidak sadar telah mengikuti dan merubah dirinya sendiri dengan melakukan perilaku hewani. Dengan mengikuti hawanafsunya, memanjakannya dan semakin menjadikan dirinya hina hingga iajatuh dalam kehinaan. 
Padahal Allah berfirman:
وَلاَتَتَّبِعِ الْهَوَى فَيُضِلَّكَ عَن سَبِيلِ اللهِ إِنَّ الَّذِينَ يَضِلُّونَ عَن سَبِيلِ اللهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ بِمَا نَسُوا يَوْمَ الْحِسَابِ
Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah.sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan. (QS. Shaad [38]: 26)

            Ia tidak menyadari, bahwa manusia memiliki substansi penting di mana akal, hati dan kesadaran tidak boleh ia tinggalkan dan beralih pada perilaku hewani, bahkan tidak jarang dari mereka lebih hina dari pada hewan itu sendiri.
عن ابن عمر رضي الله عنه قال : سمعت رسول الله يقول : لَعَنَ اللهُ مَن مثل بالحيوان ) رواه النسائي وأحمد)
Allah telah melaknat orang yang menyerupai binatang (HR: Nasa`i dan Ahmad)

            Jika menyerupai saja Allah melaknat, lantas bagaimana manusia yang sampai saat ini masih berperilaku bak hewan. Tentu pembaca dapat mendeskripsikan bagaimana dan seperti apa orang yang berperilaku hewani. Percaya atau tidak, maraknya foto-foto fulgar dan video mesum begitu menggila beredar di internet. Bahkan begitu mudah untuk mendapatkannya, bak membalik telapak tangan. Entah sudah berapa juta tertumpuk, dan berapa milyar mereka yang menjamah. Tak khayal, penyakit HIV marak disaat-saat ini. Dan banyak korban pelecehan seksusal dari anak-anak hingga dewasa yang akhirnya mereka meneruskan perjalanan hidupnya sebagai...........

            Mereka yang sudah terlanjur terjun dalam hal yang Allah benci, terkadang sukar untuk kembali layaknya sebagai manusia. Hanya harap suatu saat ia akan kembali. Kapan??? Nampaknya masih membelenggu kenyataan. Rasa nikmat yang semu, serta rupiah menarik mereka kembali berperilaku hewani.

فَلَمَّا زَاغُوا أَزَاغَ اللهُ قُلُوبَهُمْ وَاللهُ لاَيَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ {5}
Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka; dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang fasik. (QS. Ash Shaf [61]: 5).

            Entah masih mereka sadari atau tidak, bahwa kita memiliki akhir dan akan kembali.
أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لاَتُرْجَعُونَ {115}
Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami. (QS. Al-Mu`minun [23]: 115)

            Semoga keadaan yang seperti ini memberikan ibroh bagi kita semua, yang masih berjalan rotasi iman kepada Allah. Serta bagi mereka yang bergeser dari rotasi iman, semoga hidayah segera menghampiri. Dan semoga Allah menetapkan Iman, Islam serta Ihsan hingga akhir hayat kita smua. Karna sejatinya itu semua, bagaikan mawar berduri. Jika kita menginginkan Iman, Islam serta Ihsan tetap ada, kita harus memegang erat-erat meski terasa sakit tertusuk duri. Karna jika kita tak sekuat tenaga memegangnya, maka ia akan tumbang bersama tiupan angin dan pergi entah kemana. 

وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَاْلإِنسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لاَّيَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لاَّيُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ ءَاذَانٌ لاَّيَسْمَعُونَ بِهَآ أُوْلَئِكَ كَاْلأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُوْلَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ {179}
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi nereka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergukan untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Meraka itulah orang-orang yang lalai. (QS. Al-A`raf [7]: 179)
 
                                                                             Bekasi, 27-September-2009
  الحقير الى الله:  
محـــــــــــمد عــــارف هــــــــــــداية اللــــــــــــه 

No comments:

Post a Comment