Tuesday, July 19, 2011

Sayangilah anakmu maka ia akan menjadi anak yang cerdas

Bismillahirramanirrahim.
 
Ijinkan aku memulai tulisan ini dengan sebuah cerita, dari tayangan OPRAH di Metro tv hari minggu kemarin.

Dalam tayangan itu, tersebutlah sebuah rumah yang keadaannya tidak terawat. Di rumah tersebut tinggal seorang wanita bersama anak-anaknya. Suatu hari sang tetangga melihat, ada seorang anak gadis dengan selimut kotor yang berdiri di belakang kaca jendela pecah. Karena curiga ada sesuatu, maka sang tetangga melapor kepada polisi. Tak lama datanglah polisi untuk memeriksa, dan yang di temukan oleh polisi itu sangatlah mengagetkan.

Polisi memasuki rumah yang tidak terawat itu, hingga sampai di sebuah kamar yang sangat kotor. Pegas kasurnya terlihat mencuat, dan ada kotoran dimana-mana. Dan di dalam kamar itu ada seorang anak gadis yang meringkuk ketakutan ketika melihat polisi datang. Anak itu sangat kotor. Ketika polisi tersebut mengangkatnya dari tempat tidur yang juga kotor, ia menemukan banyak serangga, telur kutu dan kutu di kepala sang gadis kecil itu.

Segera mereka membawanya kerumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut. Mendapati dirinya berada di tengah-tengah manusia, gadis kecil itu berlaku layaknya binatang yang terluka, ia memberontak. Dan ternyata ia benar-benar seperti binatang, ia tidak bisa berbicara dan berjalan secara normal, walau usianya telah 6 tahun. Penelantaran itu telah berakibat serius terhadap kecerdasannya. Dokter yang berada disitu memvonis, bahwa dari segi kemampuan ia setara dengan bayi berusia satu bulan.

Setelah itu sang dokter yang berada di rumah sakit, memperlihatkan foto otak ( bukan gambar otak keseluruhan, tetapi irisannya ). Ada dua foto yang yang di perlihatkan dan di perbandingkan. Foto otak dari anak usia 4 tahun yang normal pengasuhannya dan anak usia 4 tahun yang di telantarkan. Perbedaan otak anak yang di telantarkan sangat jelas. Otak sang anak menciut, dan banyak ruang kosong berwarna gelap didalam otaknya. Ruang-ruang yang menunjukkan tidak adanya neuron. Sedangkan pada anak yang normal, ruang-ruang itu terisi. Neuron-neuron tumbuh dan membentuk ikatan-ikatan yang mengisi otak.

Pada akhirnya sang gadis kecil di adopsi oleh sebuah keluarga. Kemudian kami di perlihatkan, hari-hari pertama sang gadis. Berada di keluarga tersebut, sang anak yang berjiwa bayi selalu meminta untuk di gendong setiap hendak bergerak, dia menolak untuk berjalan. Lalu jika tiba waktu makan, maka ia akan terus makan selama makanan masih ada hingga muntah, terus minum hingga muntah. Seolah-olah ini adalah kesempatannya untuk makan, dan belum tentu akan ada makanan lagi yang tersedia. Dan dalam sehari sang anak bisa berkali-kali mengalami tantrum. Sehingga dalam mengasuhnya, keluarga ini benar-benar sesabar jika menghadapi bayi sungguhan. Semua kemampuan awal seorang manusia di ajarkan kembali kepadanya.
 
Ya Allah, kisah sang anak gadis itu, bisa di katakan contoh ekstrim dimana seorang anak manusia di telantarkan secara fisik dan emosional. Amanah itu disia-siakan secara sengaja.

Sementara di studio, nara sumber yang diundang oleh OPRAH mengatakan; bahwa saat ini banyak anak-anak yang di telantarkan. Bahwa penelantaran seorang anak terutama dalam masa tumbuh kembangnya, dapat menyebabkan turunnya tingkat kecerdasan, bahkan dapat menciptakan kondisi keterbelakangan mental. Hal ini dijelaskan oleh sang nara sumber, sebagai bantahan terhadap kesaksian sang ibu kandungnya. Yang menyatakan, bahwa ia tidak menelantarkan sang anak, dan keterbelakangan mental sang anak bukan di sebabkan olehnya. Dimana satu-satunya kesalahan yang dia perbuat adalah membuat rumahnya kotor.

Whats ? gak perlu menjadi seorang doktor untuk geleng-geleng kepala mendengar pernyataan sang ibu. Benar-benar tipikal penyanggahan dari orang yang menolak bertanggung jawab.

Sang narasumber melanjutkan bahwa, seorang anak yang dalam masa pertumbuhannya kurang mendapat elusan di kepala, tepukan di bahu, pelukan, ciuman, kata-kata sayang, bisa mengalami kemunduran kecerdasan. Karena itu berarti sang anak di telantarkan secara emosional. Sementara pemberian perlakuan seperti itu, akan merangsang pertumbuhan sel-sel neuron, membentuk ikatan-ikatan dan pada akhirnya akan mencerdaskan si anak.

Subhanallah, ini penjelasan kedua dan sama yang kuperoleh mengenai kebaikan mengekspresikan kehangatan kasih sayang pada anak-anak usia dini. Bahkan rasulullah sudah mencontohkannya pada kita bukan? Di depan para sahabat, beliau menciumi cucu-cucunya, dan menjadi kuda-kudaan untuk mereka.

Sebelumnya di sebuah seminar, mengenai pentingnya berkisah kepada anak-anak, Neno Warisman yang menjadi pembicara menyampaikan hal ini: “ Setiap bayi dilahirkan dengan 100 milyar sel neuron. Dan ketika proses pertumbuhan, sel-sel neuron itu pun bertambah sesuai stimulasi yang di berikan. Namun tahukah ? Jika kita berbuat baik kepada anak kita, seperti mengatakan, “ anak ayah ganteng/cantik ya” atau “anak ibu baik ya” atau “ subhanallah, anakku sholeh/ah ya” sambil kita mengelus kepala mereka. Maka dalam sedetik itu, akan terbentuk 1.8 juta sambungan neuron. 

Dan makin banyak sambungan neuron, maka kecerdasan anak akan meningkat. Sehingga pada usia 7 tahun, jumlah sambungan bisa mencapai 1 juta trilyun ( Allahu akbar ).Karenanya bisa di katakan, bahwa anak yang cerdas, otaknya rimbun.”

Dan jika di kaitkan dengan foto otak anak diatas, betapa perlakuan baik kita ( orang tua, guru, dan pengasuh ) di usia awal seorang anak, bisa mencegah terbentuknya ruang-ruang kosong itu. Dan sebaliknya ruang-ruang itu akan di penuhi oleh sambungan-sambungan neuron. Mengapa sambungan itu penting ? Karena di situlah informasi di terima, diolah, dan disimpan. Makin banyak sambungan neuron berarti makin banyak informasi.

Dan mengapa usia awal itu penting ? Karena diusia itulah otak tumbuh dan prosesnya tidak bisa berulang. Sehingga kegagalan merawat anak di usia awal kehidupannya akan berdampak di sepanjang sisa hidupnya. Karena anak mulai belajar bukan sejak dia masuk sekolah, tetapi sejak ia di lahirkan. Dan jika software mengenai keahlian dasar kehidupan tidak ditanamkan, maka sampai dewasa dia tidak akan mempunyai keahlian itu.

Contohnya seperti anak gadis diatas, karena tak ada yang pernah mengajaknya bicara, maka sampai usia seperti itu ia tidak bisa berbicara.

Itulah mengapa peran orang tua demikian penting. Karena orang tualah sosok-sosok pertama yang hadir di awal-awal kehidupan seorang manusia. Orang tualah yang menginstal semua software kehidupan, yang akan mempengaruhi keseluruhan hidup seorang anak manusia kelak. Dan karenanya tanamlah software yang benar sejak dari awal. Jangan pernah berkata : “ aaah dia kan masih bayi, mana ngerti, nyantai aja lah”. Ya memang benar, saat itu bayi anda tidak mengerti. Tetapi software itu telah tertanam, dan nanti pada saatnya ketika tiba waktunya berfungsi, dia akan berfungsi sesuai dengan yang anda tanamkan.

Bayangkan, jika saat itu anda tanpa sengaja/ memang sengaja menyepelekan seseorang di depan bayi anda. Maka janganlah heran, jika suatu saat anak anda yang sudah bisa berbicara tiba-tiba menyepelekan anda. Lalu anda panik dan berkata :” siapa yang ngajarin  kamu berbicara seperti itu?” 

***

Ada lagi satu percobaan yang menggambarkan dahsyatnya sebuah pengabaian. Didalam buku, The True Power Of Water karya Masaru Emoto ada percobaan yang bukan melibatkan air, tetapi menggunakan nasi. Ada tiga wadah yang masing-masingnya di beri nasi. Wadah-wadah itu di tempatkan di tempat yang berbeda.

Wadah pertama di tempat pertama, di beri perlakuan dengan pujian dan kata-kata baik.
Wadah kedua di tempat kedua, di beri perlakuan dengan makian, celaan dan kata-kata tidak baik.
Wadah ketiga di tempat ketiga di beri perlakuan dengan cara di abaikan.

Setelah beberapa hari, ketiga wadah itu di periksa. Ternyata hasilnya cukup mengejutkan. Wadah pertama yang di beri perlakuan kata-kata baik ternyata nasinya tidak basi, tetap berwarna putih dan malah beraroma harum. Sedangkan wadah kedua yang di beri perlakuan dengan kata-kata tidak baik, ternyata basi. Namun wadah ketiga yang benar-benar di acuhkan, ternyata adalah yang terburuk kondisinya. Nasi yang berada di dalamnya basi, dan menghitam.

Keadaan nasi yang diabaikan ternyata jauh lebih buruk dari pada nasi yang di beri kata-kata negatif. Mengapa demikian ? Pada saat kata-kata buruk itu di sampaikan, berarti ada energi yang di berikan, walaupun energinya negatif! Namun pada saat diabaikan, berarti tidak ada energi yang diterima oleh nasi itu.

Jika kepada benda mati, hal itu bisa berdampak sedemikian rupa, bayangkan jika hal itu di berlakukan kepada seorang manusia. Kita telah banyak melihat contoh, anak-anak yang terstimulasi oleh kata-kata dan perlakuan negatif, yang akhirnya tumbuh tidak seimbang. Sedangkan untuk anak yang diabaikan,dan tidak mendapatkan stimulasi, contoh nyatanya telah kita lihat dari kisah sang gadis kecil.
 
By: yunieza ( 101109)

 Itulah mengapa jika di kelas, terutama kelas-kelas kecil ( PG-TK B), kami disini lebih ekspresif dalam bergaul dengan mereka. Pelukan erat tiap pulang sekolah di playgroup dan tkA, adalah sesuatu yang rutin dituntut oleh anak-anak itu. Elusan di kepala, gandengan tangan, memeluk pinggang gurunya, panggilan dengan kata ‘ sayang’, pintar, sholeh.

Memanggil dan menyebut mereka nakal/ bodoh, serta membanding-bandingkan mereka adalah sesuatu yang terlarang disini.

Disini, guru bukan hanya orang yang mentransfer ilmu, tetapi guru adalah orang tua di sekolah. Keberadaan dua orang guru dikelas, dengan kombinasi guru laki-laki dan guru perempuan, mencerminkan sosok ayah dan ibu. Sehingga ada keseimbangan di dalam kelas.
***
foto dari sini :https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghz85qZOQU8WDoKfRb6pV6zUC2YzEnZuvpzciHWg1ifDGvzlIkDwcRhvccfjfZeESUFDSfd4VM06ucCtLFfLcMzA0u0alX1KL2geawxAmov4Px7XPDsgFRX8yOIdCvNy5NYxu4tFNGso9U/s320/Dad+and+baby.jpg

No comments:

Post a Comment