Friday, October 14, 2011

Jadilah Pemaaf

 
Sesungguhnya, Rasulullah menyuruh kita agar suka memaafkan orang lain. Selama hidup kita, suatu saat kadang kita merasa sakit hati karena ulah orang lain. Sebaliknya, kita pun mungkin pernah berbuat salah terhadap orang lain baik disadari atau tidak. Semua itu terjadi karena manusia memang tak bisa lepas dari sifat khilaf dan lupa. Selain itu, setiap jiwa memiliki keinginan, karakter dan temperamen yang berbeda-beda, sehingga ada kalanya tidak cocok satu sama lain.

Saat ini banyak sekali pertikaian terjadi, hanya karena orang tidak bisa memaafkan kesalahan orang lain. Persoalan-persoalan sepele, seperti ketidakcocokan, kesalahpahaman, bisa menimbulkan dendam dan membuat orang saling bunuh. Hal tersebut sangatlah bertentangan dengan sunnah Nabi.

Ketahuilah Rasulullah adalah seorang yang sangat lapang dada dan suka memaafkan. Dulu ketika memulai dakwahnya, beliau seringkali menerima penolakan-penolakan yang sangat kasar. Beliau sering dihina dan disakiti. Namun beliau senantiasa menjadi insan pemaaf, dan mengabaikan tanggapan negatif tersebut. Beliau tidak pernah berpikir untuk membalas dendam terhadap kaum yang menentang.

Allah berfirman, "Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan kebajikan serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh." (Al-A'raf: 199)

Menjadi Mulia dengan Memaafkan

Sebagian orang mengira dirinya akan dianggap tak berdaya atau tidak ksatria, bila tidak membalas kesalahan orang lain terhadapnya. Orang lain akan menganggap remeh dirinya bila ia suka memaafkan. Sungguh yang seperti itu adalah anggapan yang keliru. Memaafkan tidak identik dengan kehinaan dan ketidakberdayaan. Sifat memaafkan justru merupakan cermin kebesaran jiwa dan kekuatan hati,serta lapang dada. Sikap yang baik ini akan menunjukkan rasa kebesaran jiwa, yaitu menumbuhkan ketenangan, ketenteraman, kemuliaan dan keperkasaan jiwa, yang tidak akan dirasakan ketika seseorang membalas dendam.

Rasulullah bersabda, "Dan tidaklah Allah menambah seorang hamba dengan kemudahan untuk memaafkan kecuali Allah akan memberinya akan memberinya izzah (kemuliaan)." (Riwayat Muslim)

Seorang ulama bernama Ibnu Hibban berkata, "Betapa pentingnya seseorang melatih diri untuk berlapang dada terhadap kesalahan manusia, tidak membalasnya dengan kejelekan. Karena, tidak ada obat yang paling efektif dapat meredam kejahatan orang lain melebihi perbuatan yang baik kepadanya. Dan tidak ada faktor yang mampu menyalakan dan menyulut kejahatan, melebihi apa yang dilakukan dengan kejahatan serupa."

Kisah Rasulullah


Dalam perjalanan sejarah Islam, Aisyah pernah meriwayatkan sikap lapang dada yang sangat fantastis pada diri Rasulullah. Aisyah bertanya kepada Nabi, "Ya Rasulullah, pernahkan engkau melewati suatu hari yang lebih berat dari perang Uhud?"

Beliau menjawab: "Aku telah mengalami gangguan dari kaummu. Peristiwa yang paling berat kulalui adalah pada hari ('Aqabah  thaif). Aku mendatangi Ibnu Abdil Yalil bin Abdi Kilal, namun ia tidak menyambutku. Aku bergegas pergi dalam keadaan sedih bukan kepalang. Aku baru menyadari ketika telah sampai di daerah Qarnuts-Tsa'alib. Aku angkat kepalaku, dan tiba-tiba terlihat awan yang menaungiku. Aku amati, dan muncullah Jibril seraya berseru, 'Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan dan penolakan kaummu. Dia telah mengutus malaikat penjaga gunung untuk siap engkau perintah. 'Malaikat  penjaga gunungpun memanggil dan mengucapkan salam kepadaku, seraya berseru, 'Wahai Muhammad sesungguhnya Allah telah mendengar penolakan kaummu. Dan aku penjaga gunung mendapat titah untuk menerima perintahmu sesuai dengan kehendakmu. Jika engkau mau, maka aku akan benturkan dua gunung ini di atas mereka."

(Mendengar seruan Malaikat ini), beliau justru bersabda: "Sesungguhnya aku berharap Allah akan mengeluarkan dari tulang sulbi mereka keturunan yang beribadah kepada Allah semata, tidak menyekutukan-Nya dengan apapapun." (Riwayat Muslim)

Demikianlah sikap indah dan pemaafnya Rasulullah. Beliau lebih memilih memaafkan mereka, meskipun diberi kesempatan untuk membalas kelakukan buruk mereka.

Semoga Allah memberi kita kekuatan dan kemampuan untuk mudah memaafkan kesalahan orang lain, sebagaimana para sahabat dan ulama yang telah berhasil meneladani Rasulullah.

Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada beliau, keluarga dan para sahabatnya, serta pengikutnya yang setia hingga akhir zaman....

No comments:

Post a Comment