Bismillahirrohmanirrohim,
Hidup yang kita jalani tidak bisa kita harapkan selalu berjalan sesuai dengan keinginan...ingin hati selalu mampu menghadirkan warna pelangi yang indah dan berbagi indahnya untuk semua orang yg kita sayangi, tapi kenyataan kadang warna Pelangi pun berubah kelabu. Dalam hidup , selalu kita temui kerikil-kerikil kecil, yang menghadang langkah kita..diantara kerikil-kerikil itu adalah kesalahpahaman...yang berujung rasa sakit hati, benci, bahkan dendam, mencari-cari kesempatan agar mampu menyakiti hati hati orang itu agar hati kita menjadi puas..benarkah hati dan perasaan kita menjadi puas? menjadi tenang? saya kira tidak...!
Sering tersirat dalam pikiran saya, jika saya begitu membenci orang
yang telah menyakiti hati secara luar biasa, mestinya rasa benci itu
bisa saya lepaskan , bukannya menyimpan memori tentang orang tersebut
dengan kuatnya. Jadi kira-kira apa yang harus saya lakukan agar mampu
terlepas dari kemarahan dendam dan sakit hati? ternyata obatnya hanya 4
huruf...yaitu M A A F !!! jika diperluas lagi 4 huruf ini diantaranya
bisa menjadi memaafkan.
Sudah beberapa hari ini, pikiran saya berkutat dengan kata ini, bolak balik mencari dipelbagai sumber untuk menemukan maknanya..hingga akhirnya saya menemukan keindahan dari arti memaafkan.
Sudah beberapa hari ini, pikiran saya berkutat dengan kata ini, bolak balik mencari dipelbagai sumber untuk menemukan maknanya..hingga akhirnya saya menemukan keindahan dari arti memaafkan.
Tulisan dibawah ini saya kopas dari tulisannya Abu Naila (Daarut Tauhiid)
Walaupun
mudah diucapkan, memaafkan bukanlah perbuatan yang mudah dilakukan.
Ketika seseorang telah atau akan dicelakai, maka yang tertanam biasanya
perasaan dendam dan ingin membalas. Perasaan seperti itu adalah wajar
dalam diri orang biasa. Namun, sikap memaafkan hanya ada pada diri
orang yang luar biasa.
Memaafkan
butuh kematangan diri dan kecakapan spiritual. Kematangan diri hanya
bisa didapatkan melalui keterbukaan hati dan pikiran akan segala
pengalaman hidup yang dialami. Sementara kecakapan spiritual hanya bisa
diperoleh ketika telah memiliki rasa penghambaan yang tinggi hanya
kepada Allah SWT semata.
Bagi
yang memaafkan kesalahan orang lain, Allah SWT menyediakan pahala utama
sebagai balasan atas kemuliaan sikap mereka. ''Tetapi orang yang
bersabar dan memaafkan, sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu
termasuk hal-hal yang diutamakan.'' (QS Asy-Syuura [42]:
43).
43).
Dan
bagi yang mempunyai keluhuran akhlak, mereka bukan hanya mampu
memaafkan kesalahan orang lain, melainkan sekaligus membalas kesalahan
tersebut dengan kebaikan yang tak pernah terbayangkan oleh sang pelaku.
Allah SWT berjanji hal tersebut justru dapat mempererat tali
silaturahim dan membuat antara yang berselisih saling memikirkan
seolah-olah mereka adalah sahabat yang sangat setia.
''Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu)
dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.'' (QS Fushshilat [41]: 34).
dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.'' (QS Fushshilat [41]: 34).
Ada
beberapa cara agar kita bisa menjadi pemaaf. Pertama, memperbanyak
silaturahim kepada tetangga, sanak kerabat, dan kawan-kawan.
Sikap ini akan membuka hati terhadap segala karakter orang, sehingga kita pun tidak mudah marah atau tersinggung atas sikap orang lain.
Kedua, memperbanyak dzikir kepada Allah SWT di waktu pagi dan petang.
Berdzikir di waktu pagi akan menjernihkan hati dan pikiran kita sebelum beraktivitas. Berdzikir di waktu petang akan kembali menjernihkan hati dan pikiran setelah kita sibuk seharian beraktivitas.
Berdzikir di waktu pagi akan menjernihkan hati dan pikiran kita sebelum beraktivitas. Berdzikir di waktu petang akan kembali menjernihkan hati dan pikiran setelah kita sibuk seharian beraktivitas.
Ketiga,
memperbanyak berdua-duaan (berkhalwat) dengan Allah SWT di waktu orang
lain sedang terlelap tidur. Ini akan menumbuhkan kesabaran serta rasa
penghambaan dan pengharapan yang tinggi hanya kepada Allah SWT serta
menjauhkan dari ketergantungan terhadap manusia.
''Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang- orang yang mempunyai keuntungan yang besar.'' (QS Fushshilat [41]: 35).
*****
Penjelasan lain yang saya dapatkan adalah : salah satu sifat mulia yang dianjurkan dalam Al Qur’an adalah sikap memaafkan:
Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh. (QS. Al Qur’an, 7:199)
Dalam
ayat lain Allah berfirman: "...dan hendaklah mereka memaafkan dan
berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Dan
Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. An Nuur, 24:22)
Mereka
yang tidak mengikuti ajaran mulia Al Qur'an akan merasa sulit memaafkan
orang lain. Sebab, mereka mudah marah terhadap kesalahan apa pun yang
diperbuat. Padahal, Allah telah menganjurkan orang beriman bahwa
memaafkan adalah lebih baik:
...
dan jika kamu maafkan dan kamu santuni serta ampuni (mereka), maka
sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS. At Taghaabun, 64:14)
Juga
dinyatakan dalam Al Qur'an bahwa pemaaf adalah sifat mulia yang
terpuji. "Tetapi barang siapa bersabar dan memaafkan, sungguh yang
demikian itu termasuk perbuatan yang mulia." (Qur'an 42:43) Berlandaskan
hal tersebut, kaum beriman adalah orang-orang yang bersifat memaafkan,
pengasih dan berlapang dada, sebagaimana dinyatakan dalam Al Qur'an,
"...menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain." (QS. Ali
‘Imraan, 3:134)
Nah selanjutnya
kita tinggal berpikir. Apakah kita yakin ingin terus menerus hidup
dalam kemarahan, kebencian, ketaksukaan, kegelisahan, dan bermacam
ketakenakan yang lain. Atau kita ingin melapangkan dada menerima
semuanya sebagai kemanusiaan seorang manusia, dan memilih jalan yang
lebih indah yaitu memaafkan?
*Sengaja judulnya "empat Huruf" biar orang tertarik untuk membacanya....Maaf ^_^ *
No comments:
Post a Comment