oleh Abang Kalash
Mungkin Michael Jackson adalah orang yang paling ekstrim mereformasi wajahnya, dari wajah khas Africa jadi wajah mungil berkulit putih. Namun bukan masalah operasi bedah plastik yang perlu saya ulas di tulisan ini.
Beberapa tahun silam saya begitu terkagum-kagum melihat keindahan pada wajah teman saya. Saat itu dia baru pulang dari merantau mencari ilmu di negeri seberang. wajahnya bercahaya sangat lembut dan sangat nyaman dipandang. Bukan karena ia ganteng tetapi ada aura yang membuatnya begitu indah untuk dipandangi oleh mata siapa saja.
Saya tidak berani bertanya mengapa wajahnya bisa begitu, karena saya yakin itu adalah cahaya keimanan yang nampak pada wajahnya. Perhatikanlah wajah-wajah para ulama, wajah mereka nampak lembut dan sejuk. itu adalah ciri dari hati mereka yang sejuk. Perhatikanlah wajah sejuk Syeikh Ahmad Yassin, seorang sahid yang terlahir cacat dan menjalani kehidupan di bumi diatas kursi rodanya. Kebeningan hatinya telah menggetarkan hati tentara israel yang kejam dan tidak berhati.
Sudahkan kita memperhatikan wajah kita baik-baik. bercerminlah. apakah kita menemukan kesejukan di wajah kita? atau sebaliknya aroma kesinisan yang nampak? Lupakan dahulu masalah ganteng atau cantik, bukan itu yang akan kita nilai. kita tidak perlu terbuai oleh tipuan adu kecantikan ala putri indonesia. Tetapi kita membicarakan kecantikan yang sejati, kecantikan yang dibawa sampai mati.
Seperti saya sebut sebelumnya, wajah adalah cerminan hati. Wajah kita bisa di reformasi menjadi wajah ideal seorang muslim. Mari kita ingat bahwa wajah rasul memancarkan cahaya yang bersinar bagai sinar purnama. Bisakah kita memilikinya. insyaAllah, walau tidak bersinar seperti bulan tanggal 14, maka bersinar seperti bulan tanggal 1 atau 2 pun adalah hal yang luar biasa. Kesitulah arah reformasi pribadi kita.
Pertanyaan krusialnya adalah bagaimana mendapatkan cahaya diwajah kita?
Karena wajah adalah cermin, maka ia berfungsi memantulkan cahaya yang ada. Kita harus menghidupkan cahaya dihati kita, bersinar seterangnya hingga memancar lembut di wajah kita. Cahaya di hati berbeda dengan cahaya biasa. ia tidak berasal dari api tetapi ia berasal dari air. Air wudlu kita adalah bahan bakar utama agar cahaya dihati kita bisa hidup. ia akan membasahi hati, membersihkannya dari debu dan dosa, mengikis jamur-jamur kedengkian, melepaskan karat-karat dendam dan melepaskan semua prasangka-prasangka tak berguna.
Andai saya punya wajah seperti itu.....
Jika kita tidak punya pancaran wajah sejuk itu, maka menangislah. itu pun kalo kita masih punya sumur air mata dari keringnya hati kita. Sucikanlah wajah kita dengan airmata. ia mengalirkan kotoran-kotoran hati, melembutkan jiwa dan menguatkan iman.
Jadikanlah menangis sebagai agenda rutin kita. Menangislah tiap hari dalam tahajud kita.
No comments:
Post a Comment