Secara biologis, Manusia diklasifikasikan sebagai Homo Sapiens,
sebuah primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan
tinggi. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan
penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam maysarakat majmuk serta
perkembangan teknologinya.
Berbeda
sekali dengan hewan. Dalam pengertiannya, hewan adalah kelompok
organisme yang diklasifikasikan dalam kerajaan Animalia atau Metazoa,
adalah salah satu dari berbagai makhluk hidup yang terdapat di alam
semesta. Secara garis besar, hewan diklasifikasikan dalam dua kelompok:
Hewan bertulang belakang dan tanpa tulang belakang.
Setelah
melihat sekilas dari pengertian manusia dan hewan di atas, maka kita
akan membenarkan, bahwa manusia sejatinya bukan hewan. Dan tentu,
sebagai muslim saya menolak teori Raden Kang Mas Darwin, yang cukup
membuat heboh dunia dengan teori evolusinya. Darwin mengatakan: Manusia
mencapai bentuk sekarang ini setelah proses evolusi yang panjang.
Penekanannya adalah manusia berawal dari hewan yang mengalami evolusi
yang panjang. Ada yang mengatakan manusia berasal dari kera. Ada pula
yang mengatakan dari reptil.
Allah `Azza wa Jalla berfirman:
وَلَقَدْ خَلَقْنَاكُمْ ثُمَّ صَوَّرْنَاكُمْ
“Sesungguhnya kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu kami bentuk tubuhmu…”(QS Al-A’raf [7]: 11)
Namun,
manusia secara tidak sadar telah mengikuti dan merubah dirinya sendiri
dengan melakukan perilaku hewani. Dengan mengikuti hawanafsunya,
memanjakannya dan semakin menjadikan dirinya hina hingga iajatuh dalam
kehinaan.
Padahal Allah berfirman:
وَلاَتَتَّبِعِ
الْهَوَى فَيُضِلَّكَ عَن سَبِيلِ اللهِ إِنَّ الَّذِينَ يَضِلُّونَ عَن
سَبِيلِ اللهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ بِمَا نَسُوا يَوْمَ الْحِسَابِ
Dan
janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu
dari jalan Allah.sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah
akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan.
(QS. Shaad [38]: 26)
Ia
tidak menyadari, bahwa manusia memiliki substansi penting di mana akal,
hati dan kesadaran tidak boleh ia tinggalkan dan beralih pada perilaku
hewani, bahkan tidak jarang dari mereka lebih hina dari pada hewan itu
sendiri.
عن ابن عمر رضي الله عنه قال : سمعت رسول الله يقول : لَعَنَ اللهُ مَن مثل بالحيوان ) رواه النسائي وأحمد)
Allah telah melaknat orang yang menyerupai binatang (HR: Nasa`i dan Ahmad)
Jika
menyerupai saja Allah melaknat, lantas bagaimana manusia yang sampai
saat ini masih berperilaku bak hewan. Tentu pembaca dapat
mendeskripsikan bagaimana dan seperti apa orang yang berperilaku hewani.
Percaya atau tidak, maraknya foto-foto fulgar dan video mesum
begitu menggila beredar di internet. Bahkan begitu mudah untuk
mendapatkannya, bak membalik telapak tangan. Entah sudah berapa juta
tertumpuk, dan berapa milyar mereka yang menjamah. Tak khayal, penyakit
HIV marak disaat-saat ini. Dan banyak korban pelecehan seksusal dari
anak-anak hingga dewasa yang akhirnya mereka meneruskan perjalanan
hidupnya sebagai...........
Mereka
yang sudah terlanjur terjun dalam hal yang Allah benci, terkadang sukar
untuk kembali layaknya sebagai manusia. Hanya harap suatu saat ia akan
kembali. Kapan??? Nampaknya masih membelenggu kenyataan. Rasa nikmat
yang semu, serta rupiah menarik mereka kembali berperilaku hewani.
فَلَمَّا زَاغُوا أَزَاغَ اللهُ قُلُوبَهُمْ وَاللهُ لاَيَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ {5}
Maka
tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati
mereka; dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang fasik. (QS. Ash Shaf [61]: 5).
Entah masih mereka sadari atau tidak, bahwa kita memiliki akhir dan akan kembali.
أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لاَتُرْجَعُونَ {115}
Maka
apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara
main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami. (QS. Al-Mu`minun [23]: 115)
Semoga keadaan yang seperti ini memberikan ibroh
bagi kita semua, yang masih berjalan rotasi iman kepada Allah. Serta
bagi mereka yang bergeser dari rotasi iman, semoga hidayah segera
menghampiri. Dan semoga Allah menetapkan Iman, Islam serta Ihsan hingga akhir hayat kita smua.
Karna sejatinya itu semua, bagaikan mawar berduri. Jika kita
menginginkan Iman, Islam serta Ihsan tetap ada, kita harus memegang
erat-erat meski terasa sakit tertusuk duri. Karna jika kita tak sekuat
tenaga memegangnya, maka ia akan tumbang bersama tiupan angin dan pergi
entah kemana.
وَلَقَدْ
ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَاْلإِنسِ لَهُمْ قُلُوبٌ
لاَّيَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لاَّيُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ
ءَاذَانٌ لاَّيَسْمَعُونَ بِهَآ أُوْلَئِكَ كَاْلأَنْعَامِ بَلْ هُمْ
أَضَلُّ أُوْلَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ {179}
Dan
sesungguhnya Kami jadikan untuk isi nereka Jahannam kebanyakan dari jin
dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergukan untuk
memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka
mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar
(ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka
lebih sesat lagi. Meraka itulah orang-orang yang lalai. (QS. Al-A`raf [7]: 179)
Bekasi, 27-September-2009
الحقير الى الله:
محـــــــــــمد عــــارف هــــــــــــداية اللــــــــــــه
No comments:
Post a Comment